Selasa, 25 September 2012

KONPICAB 1 IPM Tangsel

0 komentar

Setelah mengalami fase krisis kepemimpinan yang berlangsung lama, akhirnya PD IPM Tangsel menggagas diadakannya Konferensi Pimpinan Cabang (Konpicab). Konpicab ini merupakan jalan keluar terakhir setelah beberapa opsi ditawarkan. Sepekan sebelum Konpicab dilaksanakan, tepatnya pada 16 Oktober 2012, pengurus IPM Tangsel berkumpul di Saung Jingga Muhammadiyah guna membicarakan masa depan IPM Tangsel. Pembicaraan kala itu berlangsung cukup alot, karena ada beberapa personil Daerah yang juga di Cabang menuntut IPM Tangsel untuk menertibkan sistem Kepemimpinan yang selama ini dirasa belum maksimal. Akhirnya rapat tersebut menghasilkan keputusan akan diadakannya Konpicab yang bertujuan untuk merapihkan sistem kepemimpinan IPM Tangsel dan juga melaporkan LPJ tengah periode kepada seluruh Pimpinan Cabang.


Sesuai dengan kesepakatan Daerah dan Cabang, maka diputuskan bahwa Konpicab diadakan pada 23 September 2012 di Perguruan Muhammadiyah Serpong. Kegiatan yang dihadiri 26 peserta dari  3 cabang ini, dibuka oleh ayahanda PD Muhammadiyah Tangerang Selatan, tepatnya pada pukul 11.30 WIB. Setelah kegiatan dibuka, sidang pleno 1 terkait pembahasan Tata Tertib konpicab pun dibacakan. Dalam Sidang tersebut, Ketua Umum PC IPM Ciputat yang juga menjadi Bendahara Umum IPM Tangsel,  Fira Mariza meminta kepada pimpinan sidang agar dirinya diizinkan menjadi peserta penuh, sementara LPJ kebendaharaan dibacakan  Wakil Bendahara Umum Ade Irma. Ipmawati Fira meminta hal tersebut, karena banyak hal yang ingin ia pertanyakan terkait pertanggungjawaban  IPM Tangsel terutama kepada IPM Ciputat.

Namun, Ipmawan Rival yang saat itu menjadi pemimpin sidang memutuskan seluruh personil IPM Tangsel wajib maju ke depan forum dan mempertanggungjawabkan apa yang telah dilakukan selama 1 tahun ini. Akan tetapi, hal ini tidak menutup ruang bagi teman-teman IPM Tangsel untuk menanyakan pula pertannggungjawabannya.

Setelah sidang Pleno 1 selesai pada pukul 13.30 WIB, seluruh personil IPM Tangsel yang hadir diperkenankan maju ke depan untuk mempertanggungjawabkan kepemimpinannya. Ketika LPJ telah selesai dibacakan, pertanyaan-pertanyaan pun turut menghujani personil IPM Tangsel. Di antara mereka, ada yang menanyakan tentang TM 2 yang sudah 1 tahun lebih direncanakan, namun belum juga dilaksanakan. Susilo Maesyarjo selaku ketua Perkaderan menjawab “kami mengundur TM 2 karena kami belum menemukan Fasilitator dan pemateri-pemateri yang cocok dan kompeten. Memang kalian ingin TM 2 ini menjadi ajang yang asal jadi dan yang penting ada?? Tentu kalian tidak mau kan? Oleh karena itulah kenapa TM 2 belum kami laksanakan. Tapi InsyaaAllah pada bulan Desember TM 2 akan segera kami laksanakan, mengingat konsep yang matang, fasilitator, dan pemateri yang cocok serta kompeten telah kami temukan”.  Ujar kabid Perkaderan.

Selain itu peserta juga menanyakan keberadaan Ketua Umum selama ini. “Kenapa IPM Tangsel selama 8 bulan terakhir bergerak tanpa Ketua Umum? Justru posisi ketua umum terkesan diback up oleh ketua Organisasi dan Perkaderan.” Ujar penanya dari IPM Pamulang. Ipmawan Arief Rachman Hakim selaku Ketua Umum menjawab “Inilah persoalan yang kami alami. Ternyata Ikatan Pekerja Muhammadiyah waktunya tak selonggar teman-teman Ikatan Pelajar Muhammadiyah yang masih duduk di bangku Sekolah atau Kuliah. Saya mohon maaf kepada semua pihak yang merasa dirugikan dengan kealfaan yang saya lakukan. Kondisilah yang membuat saya seperti ini. Setelah lulus kuliah saya langsung menjadi tumpuan keluarga. Terkadang waktu sisa yang harusnya dihabiskan di IPM pun tidak dapat saya gunakan. Oleh sebab itulah forum ini dilaksanakan. Yakni untuk mencari jalan terbaik IPM Tangsel di masa yang akan datang.” Ujarnya

Setelah seluruh pertanyaaan dijawab oleh personil IPM Tangsel, barulah dibuka sesi evaluasi guna menentukan arah pergerakan organisasi yang lebih baik. Forum ini berlangsung santai, karena yang sebelumnya kita duduk dengan posisi formal, pada forum ini kita duduk berdekatan dengan membentuk lingkaran. Kursi, meja, dan seluruh yang berada di dalam kelas tersebut menjadi saksi bisu perdebatan panjang dalam forum tersebut. Setelah kurang lebih 2,5 jam berdebat tentang arah pergerakan organisasi, akhirnya sang Ketua Umum Arief Rachman Hakim menawarkan 2 opsi kepada seluruh peserta dan personil Pimpinan Daerah. Opsi pertama adalah figur Ketua Umum yang selama ini hilang digantikan dengan orang yang lebih siap. Atau opsi keduanya Ketua Umum tidak diganti, namun seluruh personil PR, PC, dan PD harus bisa menerima konsekuensi karena keterbatasan saya (baca : Ipmawan Arief).

Perdebatan yang sengit turut mewarnai diskusi tersebut. Akhirnya di dalam diskusi munculah 2 nama yang dinyatakan layak menjadi ketua umum PD IPM Tangsel setengah periode ke depan, yakni Ipmawan Susilo Maesyarjo dan Ipmawan Rizky Maulana. Namun, dalam diskusi diputuskan Ipmawan Susilo Maesyarjo sebagai Ketua Umum tengah periode ke depan. Dengan pergantian ini diharapkan Manajemen dan Administrasi organisasi dapat kembali ditata dengan baik, sehingga mewujudkan organisasi yang tertib demi menunjang eksistensi IPM di masa mendatang.

0 komentar:

Posting Komentar